Lukisan Tersembunyi di Kapel Neo-Gothic

Harta Karun Sejarah Yang Terungkap Kembali

Lukisan dinding (fresco) yang bernilai sejarah ditemukan secara tak terduga saat pekerjaan pengelupasan cat dinding kapel dilakukan untuk proses pengecatan ulang. Dalam merestorasi bangunan bersejarah, unsur penting seperti bahan material dan usia bangunan merupakan hal yang harus diperhatikan dalam merestorasi bangunan bersejarah. Sebuah bangunan Kapel privat di lingkungan biara Santa Ursula, Jakarta, dipugar oleh Han Awal & Partners (HAP), dengan Yori Antar sebagai arsitek utama, yang ingin mempertahankan keaslian interior kapel sambil memberikan sentuhan modern.

Kapel Neo-Gothic seluas 302 m² ini dirancang oleh Antonius Djikmans pada tahun 1888 dan dikenal sebagai Kapel Hati Kudus Yesus. Menurut sejarah, bangunan ini merupakan prototipe dari Gereja Katedral Jakarta yang lebih besar. Pihak Santa Ursula, diwakili oleh Suster Moekti, meminta arsitek untuk menilai kondisi kapel yang mengalami kerusakan, seperti kebocoran dan retakan di beberapa tempat. Mereka juga diminta memperbaiki dan mengecat ulang kapel dengan warna putih aslinya, yang telah memudar.

Selama proses pengelupasan cat, potongan motif gambar yang menceritakan sejarah kapel mulai terlihat di beberapa tempat. Tukang yang mengupas cat di dinging sontak terkejut karena setiap ia mengupas selalu ada potongan motif gambar. Kemudian tukang tersebut melaporkan kepada Sister Moekti dan Sister Nur yang membuat keduanya juga tidak percaya dan dianggap tukang tersebut mengarang. Setelah melihat langsung dan berdiskusi, temuan tersebut kemudian mendorong keputusan untuk merestorasi seluruh dinding kapel dan atap lengkung kayunya, mengembalikannya ke kondisi aslinya. Meski tidak diketahui kapan kapel dicat putih, arsitek mendapat informasi dari Suster Fransesco, mantan Kepala Sekolah, yang ingat bahwa kapel ini dulu lebih gelap dengan lukisan berwarna.

Michaela Anselmini pemilik Art Restoration Studio & Ruang Rawat Seni, restorasi asal Italia yang sering merestorasi lukisan tua di Yayasan Tirto Utomo, membantu membentuk tim restorasi khusus untuk menangani temuan ini. Riset dilakukan selama ber bulan-bulan dengan mencari arsip-arsip juga dengan bantuan Suster Fransesco. Sepuluh pelukis mural muda dilibatkan untuk menghidupkan kembali fresco yang hilang. Bahan-bahan pengecatan didatangkan dari Eropa untuk memastikan keakuratan restorasi. Kursi-kursi lama tetap digunakan, sementara spesialis pencahayaan Hadi Komara diberi arahan untuk menciptakan suasana gothic yang kuat dengan teknik pencahayaan tersembunyi.

Posisi AC yang sebelumnya menempel pada dinding dipindahkan dan digantung agar lukisan dinding bisa kembali terlihat. Proses restorasi dan revitalisasi kapel ini dilakukan dengan penuh kehati-hatian untuk mempertahankan keaslian bangunan. Melalui restorasi ini, kapel berhasil memadukan kesan “tua” dengan pencahayaan, sekaligus menghadirkan kesan “baru” dari warna-warna segar fresco yang telah direstorasi.

Arsitek : Han Awal & Partners (HAP) | Arsitek Pelaksana : Fransiska Sinditha Gunawan, Giovanni Vitto Benedicto, Ayub Resi K | Kontraktor : Hanny Prihandoko | Konsultan Pencahayaan : Hadi & Ira Komara | Penasehat Restorasi : Michaela Anselmini (Art Restoration Studio & Ruang Rawat Seni) | Tim Mural : Mico and team (Muhammad Rofiusan, Alal Mahrudin, Nurhadiansyah, Raditia Sandi, Regen, Fajar Cahya Nugraha, Sutarjo, Ashar Nurfendi, dan Aji Rusadi), Anda Maria dan tim Sanur Painters (Riri Sandjaja, Kathy M, dan Sisca Wungu)